Tokoh Penting Sejarah Sunan Kuning Semarang

Tipsseo.net - Soen An Ing atau lebih tepatnya Sunan Kuning, salah satunama tokoh yang sangat penting dalam sejarah Indonesia pada abad ke-17 kala itu.

Pemakaman Sunan Kuning

Beliau wafat dan juga dimakamkan tepat nya di puncak bukit kecil di barat daya. Bukit tersebutkini lebih dikenal oleh masyarakat dengan Gunung Pekayangan. Yang lebih tepatnya yaitu di Jalan Sri Kuncoro RT 1 RT 2 di Kelurahan Kalibanteng Kulon, Semarang Jawa Barat.

Sejarah Sunan Kuning Semarang
Sejarah Sunan Kuning Semarang

Makam tersebut dikelilingi oleh ke kuburan umum para warga. Untuk menuju makam sejarah Sunan Kuning Semarang tidaklah terlalu sulit. Setelah Anda melewati gang gang kompleks akan bertemu sebuah gang yang cukup terlihat besar jalannya.

Seukuran semobil dengan jalanan tidak terlalu menanjak namun tembok warna merah dengan gapura berarsitektur khas negeri Cina menjadikan sebuah tanda dari lokasi makam. Untuk lokasi makam ini tepat berada di bawah pohon besar yang rindang, dan juga dikelilingi dengan pekuburan warga Argorejo.

Catatan sejarah Sunan Kuning Semarang yang menyebutkan bahwa beliau merupakan seorang pahlawan yang mengorbankan perlawanan kepada penjajah Belanda kala itu. Sunan Kuning juga diyakini sebagian masyarakat sebagai tokoh penyebar ajaran Islam pada saat abad ke-17.

Wakil Walikota Semarang hevearita gunaryanti Rahayu, berpendapat bahwa sunan kuning mempunyai potensi wisata religi. Dengan mempunyai keberagaman makam yang kini telah sebagai tempat peristirahatan terakhir keturunan Tionghoa zaman lampau.

Lintasan Sejarah Sunan Kuning

Menurut sejarah Sunan Kuning Semarang, Beliau memiliki banyak nama diantaranya Sri susuhunan Amangkurat V. Beliau merupakan penguasa terakhir disuhanan Kartasura yang sebelum akhirnya direbut oleh pakubuwana II yang dibantu oleh VOC.

Dalam peristiwa yang dijuluki sebagai the spicy pas dengan kuning yang berasal dari kata cun ling yang artinya bangsawan tertinggi. Nama sunan kuning yang menjadi Soen An Ing dikarenakan lidah orang Tionghoa yang susah untuk mengejanya. Ketika abad ke-17 dan 18 hindia-belanda ada masih belum usai secara langsung oleh pemerintah Belanda.

Akan tetapi sejarah Sunan Kuning Semarang, tersebut perusahaan dagang bernama perusahaan India Timur Belanda telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial. Yang wilayah tersebut markasnya berada di Batavia yang kini bernama Jakarta. Tujuan dari VOC ini sendiri dalam mempertahankan monopoli terhadap perdagangan rempah-rempah yang berada di nusantara.

Hal ini dilakukan dengan cara menggunakan ancaman yaitu kekerasan terhadap penduduk di pulau penghasil rempah. Ancaman tersebut dilakukan kepada orang yang bukan Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk. VOC juga terlibat kedalam politik internal Jawa pada masa itu. Yang kala itu dalam beberapa peperangan sehingga melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.

Peran Penting Salah Satu Tokoh Sunan Kuning

Salah satu Sejarah Sunan Kuning Semarangyaitu salah satu tokoh yang sangat berperan penting sekali dalam peristiwa Geger Pacitan kala itu. Di ditemuinya Mang Mangkunegara I yang di sebut sebagai Samber nyawa. Dalam Geger Pacitan persekutuan Tionghoa Jawa melawan VOC. Yang kala itu,Sunan Kuning bersama dengan Kapitan Sepanjang dan juga Mangkunegara I atau Pangeran Sambernyawa.

Yang telah mengorbankan perlawanan sengit terhadap VOC di wilayah kekuasaan Mataram. Disebut juga salah satu pemberontakan terbesar yang dihadapi oleh VOC selama berkuasa di nusantara. Para pemberontak Tionghoa Jawa telah menobatkan Raden Mas garendi. Yaitu sebagai Sunan Kartasura yang bergelar Sunan Amangkurat V Senopati Ing Ngalogo Ngabdulrohman sayidin Panotogomo pada 1792.

Sejarah Sunan Kuning Semarangyang tepatnya pada tanggal 6 April di Kabupaten Pati. Kala itu cucu dari Amangkurat 3 yang dibuang VOC ini masih berumur 16 tahun. Sehingga beliau pun telah dianggap sebagai rajanya orang Jawa dan Tionghoa. Dari pengangkatan Sunan Kuning ini merupakan simbol perlawanan rakyat Kartasura yang telah di khianati oleh pakubuwana II yang kala itu sedang bersekutu dengan VOC.

Dia juga sempat meminta pengampunan VOC, dikarenakan orang Tionghoa  yang kalah perang saat itu. Banyak dari pembesar Jawa sangat tidak tertarik pada kebijakannya dan bagian Timur kerajaan juga jatuh ke tangan cakraningrat IV. Cakraningrat IV  ini merupakan raja Madura yang telah bersekutu dengan VOC.

Dalam sejarah Sunan Kuning SemarangBala tentara telah memasuki Kartasura pada Juni 1742 yang sebelumnya telah bertempur dari Salatiga hingga Boyolali. Kapitan Sepanjang mendapatkan tugas sebagai pengawal Sunan Kuning, Kapitan Sepanjang juga bertindak sebagai komandan tentara pendudukan.

Dan Pakubuwana II beliau melarikan diri dari Kartasura, yang telah dievakuasi oleh Kapten Van Hohendorff ke arah timur Kartasura. Dengan menyeberangi Bengawan Solo dan langsung menuju ke Magetan. Peristiwa tersebut oleh orang Jawa ditandai dengan candrasengkala yang artinya penanda waktu yang bersembunyi. Pandito enem angoyog jagad yang di mana artis tersebut merupakan raja yang telah kehilangan keratonnya.

Menurut sejarah Sunan Kuning Semarangyang bertahta di kasunanan Kartasura kurang lebih terhitung 1 Juli 1942. Dan, Beliau juga mengangkat  seperti  Raden Suryokusumo sebagai panglima perang dan juga Mangunoneng sebagai Patih. Setelah itu, rencana penggempuran pasukan VOC di Semarang.

Dengan membawa prajurit 1200 yang merupakan gabungan dari Tionghoa Jawa menuju Welahan. Di sana juga mereka bertempur dengan melawan pasukan VOC yang dipimpin Kapten Gerrit Mom. Kala itu VOC yang telah berhasil untuk memukul mundur pasukan gabungan Tionghoa Jawa.

Lalu, sejarah Sunan Kuning Semarangsetelah menerima berbagai kekalahan yang telah dialami Pasukan gabungan Tionghoa Jawa. Beberapa pimpinan juga terbunuh di Pulau Mandalika seperti Tan We Kie. Tepatnya di lepas pantai Jepara dan juga  singseh yang tertangkap di  Lasem lalu di eksekusi mati di sana.

Pada tahun 1742 November, sedihnya keadaan juga masih belum berpihak kepada Sunan Kuning. Kartasura yang diserang dari 3 penjuru yaitu arah Bengawan Solo Ngawi dan juga dari Ungaran dan Salatiga. Lalu Sunan Kuning meninggalkan dan juga mengungsi ke arah selatan bersama dengan pasukan Tionghoa.

Lalu, dari perjalanan Sunan Kuning ini terjadi pada tahun 1743 September. Saat itu terdesak di sekitar Surabaya tepatnya di bagian Selatan. Dan Beliau terpisah dari kawalan Kapitan sepanjang. Lalu menurut sejarah Sunan Kuning Semarang menyerahkan diri kepada Loji VOC di Surabaya yang di bawah pimpinan Reiner De Klerk.

Lalu disusul juga banyak dari pemberontak pemberontakan lainnya dan beberapa hari juga tawanan di Surabaya. Sunan Kuning bersama dengan beberapa pengikutnya dibawa ke Semarang lalu ke Batavia yaitu di Jakarta. Dan pada akhirnya diasingkan ke Sri Lanka.

Menurut beberapa sumber sejarah Sunan Kuning Semarang menyebutkan bahwa, makam petilasan Sunan Kuning. Yaitu berada di bagian Barat Kota Semarang tepatnya di atas bukit Kalibanteng Kulon Semarang Barat.

Itulah sejarah Sunan Kuning Semarang yang mungkin bermanfaat bagi Anda. Terimakasih.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form