Sejarah Sunan Giri Singkat dan juga Lengkap Hasutan Sang Patih

Tipsseo.net - Setelah 7 bulan sudah Syekh Maulana Ishak menjadi Adipati yang baru di Blambangan. Kian hari kian bertambah banyak penduduk di Blambangan yang memeluk agama Islam.

Hasutan Jahat Patih Bajul Sengara

Patih Bajul Sengara sendiri yang telah mengadakan teroe kepada pengikut Shekh Maulana Ishak. Dan juga tidak sedikit pula dari penduduk kadipaten yang telah dipimpin oleh Syekh Maulana Ishak itu diculik dan juga disiksa dipaksa untuk kembali pada agama lamanya.

Sejarah Sunan Giri
Sejarah Sunan Giri 

Ketika peristiwa tersebut, Dewi Sekardadu sedang hamil 7 bulan. Syekh Maulana Ishak yang sadar akn terjdi pertumpahan darah. Maka, dia segera pergi dan pamit kepada istrinya tercintanya untuk meninggalkan Blambangan. Pada tengah malam akhirnya dengan hati yang sangat berat karena beliau harus meninggalkan istri yang dicintainya yang sedang hamil 7 bulan.

Menurut sejarah Sunan Giri Syekh Maulana Ishak yaitu ayahnya, berangkat dan meninggal kan Blambangan. Keesokan harinya pasukan dari Blambangan yang dipimpin oleh Patih Bajul Sengara menerobos untuk masuk.Menuju wilayah Kadipaten yang telah di tinggalkan oleh Syekh Maulana Ishak.

Setelah 2 bulan kemudian, Sekardadu melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan rupanya. Nyatanya, Prabu Menak sembuyu dan juga permaisurinya merasa sangat senang dan juga bahagia,ketika melihat kehadiran cucu yang rupawan tersebut. Bayi tersebut lahir dengan wajah yang sangat tampan dan wajahnya nya juga mengeluarkan cahaya terang nya.

Kisah Sunan Giri Yang Disebut Sebagai Joko Samudra

Pada sejarah Sunan Giri terdapat sebuah perahu dagang yang berasal dari Gresik melintasi Selat Bali. Ketikaitu, perahu berada di tengah-tengah Selat Bali yang tiba-tiba terjadi suatu keanehan. Keanehan tersebut yaitu perahu tidak dapat maju maupun mundur. Lalu nahkoda pun memerintahkan pada awak kapal memeriksa apa sebabnya.

Setelah diperiksa, perahu tersebut ternyata menabrak peti yang sangat indah seperti milik kaum bangsawan. Yang biasa digunakan sebagai menyimpan barang berharga. Maka nahkoda tersebut pun memerintahkan untuk mengambil peti tersebut. Semua orang pun terkejut akan isi yang terdapat di dalamnya, karena di dalam sebuah peti tersebut terdapat seorang bayi mungil yang memiliki wajah sangat rupawan.

Lalu dalam sejarah Sunan Giri, nahkoda pun memerintahkan untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Bali. Namun tidak dapat bergerak maju kembali. Ketika perahu tersebut diputar dan digerakkan menuju arah Gresik ternyata perahu tersebut melaju dengan kencang nya. Nyai Ageng pinatih yang merupakan seorang wanita janda kaya raya pemilik kapal nahkoda tersebut Berkata sambil membuka peti.

Lalu bayi tersebut pun kemudian diserahkan kepada Nyai Ageng pinatih seorang janda kaya untuk diambil sebagai anak angkatnya. Dan, Kebetulan sekali Nyai Ageng pinatih memang sudah lama menginginkan seorang anak. karena bayi tersebut ingat Tengah Samudra lalu Nyai Ageng pinatih kemudian memberinya dengan nama Joko Samudra.

Menurut sejarah Sunan Giri ketika berumur 11 tahun, Nyai Ageng pinatih mengantarkan Joko Samudra untuk berguru kepada Raden Rahmat atau yang disebut sebagai Sunan Ampel di Surabaya. Dari beberapa sumber juga, bahwa Joko Samudra setiap hari pulang pergi menuju Surabaya-Gresik.

Dan Sunan Ampel juga menyarankan kepada Joko Samudra mondok saja di pesantren Ampeldenta supaya lebih konsentrasi. Pada suatu hari tepatnya malam hari seperti biasa Raden Rahmat hendak mengambil wudhu untuk melaksana kan salat tahajud.

Dan selalu mendoakan muridnya nya agar selamat dunia dan akhirat. Sebelum berwudu Raden Rahmat juga menyempatkan dirinya untuk melihat sejenak para santri yang Tengah tidur di asrama. Lalu menurut sejarah Sunan Giri, Raden Rahmat pun terkejut akan datangnya sinar yang sangat terang yang terpancar dari salah satu seorang santrinya. Untuk lebih mengetahui siapakah murid tersebut maka Sunan Ampel memberikan ikatan pada sarung murid tersebut.

Setelah keesokan harinya nya dan bertanya siapakah diantara ketika bangun tidur terdapat ikatan kain sarung? dan lalu Joko Samudra pun menjawab bahwa dialah yang terdapat ikatan sarung ketika bangun tidur. Ketika Joko Samudro menjawab dan juga mengacungkan tangannya maka Sunan Ampel semakin yakin bahwa Joko samudra pasti bukan anak sembarangan.

Dan Kebetulan juga ketika itu Nyai Ageng pinatih datang untuk menjenguk Joko Samudra, lalu kesempatan tersebut digunakan Sunan Ampel untuk lebih bertanya lagi mengenai asal-usul dan sejarah Sunan Giri atau Joko Samudra. Maka nyai Ageng pinatih pun menjawab dengan sejujur-jujurnya.

Bahwa dia menemukan Joko samudra yang masih bayi yang ditemukan di tengah Selat Bali. Dan yang digunakan untuk membuang bayi Joko Samudra tersebut hingga sekarang masih tersimpan rapi di rumah Nyai Ageng pinatih.

Sunan Giri yang Disebut Sebagai Raden Paku

Sejarah Sunan Giri Ketika mondok di pesantren milik Sunan Ampel Raden paku sangat akrab sekali dengan Putra Raden Rahmat yang bernama Raden Makdum Ibrahim. Raden paku dengan Raden Makdum Ibrahim keduanya seperti saudara kandung yang saling menyayangi dan juga saling mengingatkan.

Setelah Raden paku atau Sunan Giri berumur 16 tahun, Raden Makdum Ibrahim dan juga Raden paku dianjurkan untuk menimba ilmu pengetahuan yang lebih tinggi lagi di negeri seberang. Yaitu di negeri Pasai, Negeri Pasai sendiri banyak dari orang-orang dari berbagai negeri. Di sana pula terdapat rongga besar yang bergelar Syekh awwalul Islam. Dan dialah ayah kandung dari Raden paku yang nama aslinya adalah Syekh Maulana Ishak.

Menurut sejarah Sunan Giri setelah sampainya di negeri Pasai. Disambut gembira yang dipenuhi rasa haru dan juga bahagia hak yaitu Ayah kandungnya sendiri yang tak pernah melihat anaknya ketika bayi.

Lalu Raden paku pun menceritakan semua tentang dirinya yang ketika masih bayi ditemukan di tengah samudra. Dan kemudian diangkat anak oleh Nyai Ageng pinatih dan lalu berguru kepada Sunan Ampel tepatnya di Surabaya. Lalu Syekh Maulana Ishak menceritakan pengalamannya ketika berdakwah di Blambangan yang harus meninggal kan isterinya yang sangat beliau cintai.

Dan di dalam Sejarah Sunan Giri ini menangis ketika mendengar kisah tersebut. Karena memikirkan nasib ibunya yang tidak pernah tahu lagi  beliau berada. Beliau memikirkan Apakah ibunya masih hidup ataukah tidak.

Raden paku dan juga Maulana Makdum Ibrahim keduanya belajar agama dengan tekun dan baik kepada Syekh Maulana Ishak yaitu ayahnya sendiri dan juga kepada guru agama lainnya. Dalam sejarah Sunan Giri ada juga yang beranggapan bahwa beliau telah dikaruniai ilmu Laduni yaitu ilmu yang langsung berasal dari Tuhan.

Sehingga Beliau memiliki kecerdasan seolah tiada bandingnya. Selain belajar ilmu tauhid Raden paku dan juga Raden Maulana Makdum Ibrahim mereka mempelajari ilmu tasawuf. Dari ulama Iran, baggad, dan  Gujarat yang banyak sekali menetap di negeri Pasai.

Menurut sejarah Sunan Giri pula, setelah belajar selama 3 tahun kedua pemuda tersebut di perintahkan untuk kembali ke tanah Jawa. Syekh Maulana Ishak sendiri dan juga Raden paku diberi sebuah bungkusan kain putih yang berisikan tanah. Lalu Syekh Maulana Ishak memberikan pesan. Dirikanlah pesantren di Gresik dan carilah tanah yang sama betul dengan tanah bungkusan tersebut Lalu bangun lah pesantren.

Lalu Raden paku dan juga Raden Maulana Makdum Ibrahim kembali ke Surabaya. Untuk memberitahu semua pengalamannya kepada Sunan Ampel. Lalu Sunan Ampel pun memerintahkan Raden Makdum Ibrahim untuk berdakwah di Tuban. Dan sedangkan Raden Paku di perintahkan oleh Sunan Ampel untuk pulang ke Gresik kepada Ibu angkatnya yaitu Nyai Ageng pinatih.

Itulah kisah dan sejarah Sunan Giri yang dapat Anda ketahui. Semoga bermanfaat.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form